Selasa, 28 Juli 2009

Tarian Daerah

*TARIAN DAERAH*

Tari Bedayan

Tarian Bedayan merupakan tarian yang dilakukan oleh masyarakat kota Malang untuk menerima dan melayani tamu. Melalui tarian ini, dapat digambarkan sifat dan sikap keterbukaan dari masyarakat kota Malang yang penuh kesederhanaan dan lugas dalam menghormati dan menghargai tamu.


Tari Baskalan

Tari Baskalan merupakan tarian ucapan Selamat Datang. Tarian ini sering dipakai dalam upacara penyambitan tamu yang datang berkunjung ke kota Malang. Nama tarian ini berasal dari kata "Baskalan" yang artinya pertama atau dasar dari segala bentuk penghargaan terhadap tamu.


Tari Grebeg Wiratama

Tari Grebeg merupakan tarian Peperangan. Dalam tarian ini menggambarkan semangat dan keperwiraan prajurit yang berangkat perang, disamping itu sifat manusia yang terkadang humoris tergambar pula dalam tarian ini.

Sumber Referensi : http://www.pemkot-malang.go.id/

Randai, Sebuah Kesenian Daerah Dari Minangkabau

Randai merupakan suatu teater tradisi yang bersifat kerakyatan yang terdapat di daerah Minangkabau, Sumatera Barat. Sampai saat ini, Randai masih hidup dan bahkan berkembang serta masih digemari oleh masyarakatnya, terutama di daerah pedesaan atau di kampung-kampung. Menurut pembagian daerah di Minang disebut Negari.
Teater tradisi bertolak dari sastra lisan, begitu juga Randai bertolak dari sastra lisan yang disebut: kaba (dapat diartikan ''cerita'') BAKABA artinya bercerita. Ada dua unsur pokok yang menjadi unsur Randai:
PERTAMA, unsur penceritaan, yang diceritakan adalah kaba, dan dipaparkan/disampaikan lewat gurindam, dendang dan lagu, yang sering diiringi oleh alat musik tradisional Minang, yaitu: salung, rebab, bansi, rebana, atau yang lainnya.
KEDUA, unsur laku dan gerak atau tari, yang dibawakan melalui gelombang. Gerak tari yang digunakan bertolak dari gerak-gerak silat tradisi Minangkabau, dengan berbagai variasinya dalam kaitannya dengan gaya silat di masing-masing daerah.
Meskipun pada dasarnya budaya yang menopang termasuk kelompok budaya etnis ''melayu'', namun budaya Minang lebih terlihat spesifiknya dibanding dengan teater tradisi lainnya di daerah Sumatra pada umumnya. Terutama sekali sangat terasa bahwa tarian Minang yang bersumber dari silat Minang, gerak-geraknya sangat spesifik. Berbeda dengan tarian ''melayu'' pada umumnya.
Kehidupan budaya masyarakat minagkabau, dapat tercermin dari pertunjukkan Randai, baik dialog yang diucapkan yang penuh dengan pantun dan syair serta prosa liris yang berupa untaian bait yang masing-masing bait umumnya terdiri dari empat baris, dua baris berisi sampiran, sedangkan dua lainnya berisi maksud yang sebenarnya. Dalam pertunjukkan Randai hal itu meskipun tidak terlalu ketat namun masih terasa bahwa mereka menyadari perlunya bait-bait tersebut untuk menjaga irama-irama pertunjukkan agar sesuai dengan gurindam dan dendang yang ada.
Karena sifatnya yang liris, yang terikat dengan jumlah suku kata dan adanya sajak, syair, pantun, maka kaba selalu didendangkan. Didalam Randai bagian-bagian cerita yang didendangkan inilah yang disebut gurindam. Gurindam dan tari yang bersumber dari gerak silat inilah yang menjadi ciri khas Randai sebagai Teater Tradisi Minang.
Cerita yang dimainkan umumnya dari kaba yang ada, yang merupakan bentuk sastra lisan di Minangkabau yang terkenal. Kaba-kaba yang populer umumnya cerita yang dihidangkan sudah dikenal oleh masyarakatnya, bahkan grup Randai sering memakai nama cerita, misalnya Grup Randai Magek Manadin, Grup Randai Anggun nan Tongga, Grup Randai Rambun pamenan, dan Grup Randai Gadih Rantin. Padahal semua itu adalah cerita-cerita yang populer dan digemari oleh rakyat Minang. Cerita Rakyat, dongeng, legenda, dan lain sebagainya.
Pertunjukkan Randai umumnya dilakukan di alam terbuka, dalam bentuk arena dan tidak memakai panggung. Rakyat penonton dan pertunjukkan menjadi satu. Pertunjukkan Randai tidak memakai dekor, dan tidak ada batas antara pemain, penonton dan pemain musik. Karena terasa sangat akrab, mereka tahan menonton dari jam delapan malam sampai subuh pagi.
Randai tumbuh benar-benar dalam lingkungan masyarakat kebanyakan, karena dalam struktur masyarakat Minang tidak membedakan golongan dalam masyarakat yang ada. Randai sekaligus menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari. Sesuai dengan petatah-petitih Minangkabau yang berbunyi: ''Kesenian Minang Mambusek dari Bumi dan Manitik Dari langik''
Kesenian Jawa
Saka Wikipédia, Ènsiklopédhi Bébas ing basa Jawa / Saking Wikipédia, Bauwarna Mardika mawi basa Jawi
Langsung menyang: pandhu arah, golèk
Peradaban saking pulo Jawa iku akeh ngelairke jenis kesenian-kesenian utamane kesenian tradhisional antarane: tari Jawa, wayang, gamelan Jawa lan liyane. Seliyane iku uga tumbuh jinis-jinis kesenian sing modern/anyar utamane sing dikembangake Institut Seni Indonesia Yogyakarta lan Institut Seni Indonesia Surakarta.
Kesenian tradhisional Jawa, utamane Jawa Tengah lan Yogyakarta umume tumbuh saka lingkungan kraton, yen saka Jawa Wetan jinis-jinis keseniane umum tumbuh saka kabudayaan rakyat.
Bab lan Paragraf
[delikna]
1 Jawa Wetan
2 Jawa Tengah lan Yogyakarta
3 Jawa Banyumasan
4 Kesenian anyar
5 Uga pirsani
[sunting] Jawa Wetan
Kesenian sing urip neng Jawa Wetan iku tumbuh saka saling pengaruh antara budaya Jawa kuna lan budaya Madura. Jinis kesenian sing misuwur saka Jawa Wetan yaiku reog lan ludruk.
[sunting] Jawa Tengah lan Yogyakarta
Saka Jawa Tengah lan Yogyakarta sing paling berkembang yaiku jinis-jinis kesenian tari Jawa sing dikembangke neng lingkungan kraton, uga saiki berkembang jinis-jinis kesenian sing luwih modern sing dikembangake ISI Yogyakarta lan ISI Surakarta. Khusus bidang seni rupa malah dikembangake secara khusus neng ISI Yogyakarta malah wis dibentuk dadi Fakultas khusus seni rupa.
[sunting] Jawa Banyumasan

0 komentar:

Posting Komentar